Ke mana perginya kesadaran setelah
meninggalkan tubuh kasar
Di
antara alam semesta yang tidak batas dan waktu yang tiada ujung pangkalnya,
segala keadaan yang dirasakan oleh alayavijnana juga tak terhingga dan tanpa
batas. Secara garis besar dapat dikategorikan menjadi sepuluh keadaan yakni
empat keadaan untuk orang suci dan enam keadaan bagi orang awam.
Alaya-vijnana
dari sepuluh macam keadaan ini sama, perbedaannya hanya terletak pada kesadaran
yang sesat, tercerahkan, ternoda dan suci, dan membentuk suci, awam, bebas dan
kemelekatan. Karena adanya perbedaan baik dan buruk dari kekuatan karma
seseorang, maka terjadi perputaran kelahiran dan kematian yang tiada habisnya.
Itulah
sebabnya dikatakan Dharmadhatu hanyalah perwujudan dari hati sendiri. Ini
menerangkan bahwa menjadi suci atau menjadi awam, mendapat kebahagiaan dan
kebebasan atau penderitaan dan keterikatan dari karmavarana (rintangan yang
disebabkan oleh karma), semuanya karena perbuatan pikiran (mano karma).
Pikiranlah yang menentukan dan itulah sebabnya dikatakan segala sesuatu
diciptakan oleh pikiran.
Namun
sekarang kita memasuki jaman berakhirnya Dharma, jika secara keseluruhan mengandalkan
kekuatan sendiri untuk mencapai kesucian, maka dalam seratus juta orang
praktisi sulit ditemukan satupun yang berhasil. Umat manusia sekarang telah
dipenuhi oleh kekotoran batin, pandangannya sesat, karma buruknya berat,
berkahnya tipis, hambatannya banyak, kebijaksanaannya dangkal. Apakah dengan
demikian tidak berputar terus di roda samsara?
Buddha
Sakyamuni karena welas asih-Nya kepada umat manusia yang hidup dimasa kaliyuga
(jaman berakhirnya Dharma) ini, secara khusus mengajarkan metode yang praktis,
yaitu berupa pengulangan nama Buddha dengan mudah dan terjamin.
Buddha
membabarkan bahwa di penjuru Barat terdapat Buddha yang bernama Amitabha,
dengan kekuatan tekadNya yang maha agung, baik yang pintar maupun yang bodoh,
baik yang berbudi maupun yang semula berbuat jahat, semua makhluk, asalkan mau kembali
ke jalan yang benar dan berbuat kebaikan dengan keyakinan penuh dan tekad yang
teguh serta bersungguh-sungguh mengulang nama Buddha Amitabha dan sepenuh hati
memohon supaya dapat terlahir di Alam Sukhavati di sebelah Barat, maka saat menjelang
ajal, Buddha Amitabha beserta para suciwan akan datang menjemputnya, dalam
waktu sekejab terlahir di Negeri Buddha, menjelma dari bunga teratai, usianya
tidak terbatas, selamanya terhindar dari penderitaan kelahiran dan kematian,
serta menikmati kebahagiaan yang menakjubkan.
Maka
dikatakan sebelum dan sesudah seseorang meninggal, tidak boleh sembarangan dipindahkan
dan ditangisi. Sanak keluarga dan kerabat serta teman-temannya harus menjaga
ketenangan di sekitarnya serta bersama-sama melafal Amituofo, sehingga alaya-vijnana
yang mendengar nama Buddha, timbul pikiran sukacita, di dalam hatinya juga ikut
melafal Amituofo, pikiran pasien juga akan ikut terbuka, memiliki rasa aman,
membulatkan tekad terlahir ke Negeri Buddha, terlahir ke Alam Sukhavati.
Petikan dari
buku berjudul :
Masalah Terbesar Dalam
Kehidupan Manusia
Diceramahkan oleh Upasaka Yu Ding-xi
神識離開軀體向何處去
無邊際的空間為宇,無窮盡的時間為宙。在無邊際無窮盡的宇宙之間,一切心靈所感受接觸到的一切境界,也是無量無盡。概括的說,可分十種界域,四種是聖者的境域,六種是凡俗的境域。此十種境域的心體皆同,祇以迷悟染淨之不同,而形成聖、凡、解脫、業繫之差別。以善惡業力之不同,而形成六凡流轉於生死之無期。所謂法界唯心是也。此說明作聖作凡,或享解脫自在之樂,或受業障繫縛之苦,皆自心所作,自心為主宰,即所謂唯心所造是也。然而茲值末法,若全靠自力證悟一途而登聖域者,億人修行悟者難得一人。今之眾生,癡闇迷染、虛妄顛倒、業重福輕、障深慧淺。豈不永淪三界流轉生死麼?釋迦世尊就是為了悲憫末法眾生,特別曲垂方便,昭示最簡易最穩當的念佛法門。謂西方有佛,號阿彌陀,以宏願力故,無論上智下愚、善良邪惡、種種人,只要能回頭向善,真信切願誠懇稱念南無阿彌陀佛,(南無讀那摩音,意為歸命頂禮)一心一意求生西方極樂世界。命終之時,佛及聖眾,就來接引,於一念之頃,即得往生佛國,蓮華化生,壽命無量,永離生死流轉之苦,享受莊嚴勝妙之樂。因此所謂臨終前後救度之法,應於生命垂危時,除不移動不哭泣外,家屬及親友們,於肅靜無聲的病房中,令其心境平靜、清淨,要為之同聲稱念阿彌陀佛,以引導病人的神識,聞佛名號,生歡喜心,心中也隨著念佛,病者即會心境開朗,有安全感,一心求生佛國,往生西方極樂世界去。